Say This

Selasa, 12 Juli 2011

New Stuff

Assalammualaikum Wr. Wb.



Kalo berminat bisa hubungin kami langsung by YM ya...... :)

Definisi Kaligrafi dan Khat

 Definisi Kaligrafi dan Khat
Kaligrafi berasal dari bahasa Yunani. (kallos) berarti indah dan (graphe) yang artinya tulisan. Syaikh Syamsuddin Al Akhfani (Dalam Irsyad Al Qoshid, 2000) Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis; menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya.
Menurut Didin Sirojuddin (2006, 3); “Kaligrafi Islam adalah seni menulis huruf Arab dengan indah yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Qur‟an atau Al-Hadits.”
Jadi bisa disimpulkan sebagai berikut, kaligrafi Islam adalah seni menulis huruf Arab dengan indah, merangkai susunan huruf-huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun, yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Qur‟an dan Al-Hadits.
       Menurut Abdul Rahman (2006) “Khat adalah rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang memuat ayat-ayat Al-Qur‟an maupun Al-Hadist ataupun kalimat hikmah di mana rangkaian huruf-huruf itu dibuat dengan proporsi yang sesuai, baik jarak maupun ketepatan sapuan huruf”.
2.2. Jenis-jenis Khat
Dalam perkembangannya muncul ratusan jenis khat kaligrafi, tidak semua khat tersebut bertahan hingga saat ini. Terdapat delapan jenis khat kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi di Indonesia, yaitu;
2
2.2.1. Naskhi
Menurut Didin Sirojuddin (2006), Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca.
2.2.2. Tsuluts
     merupakan seorang menteri (wazir) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.
2.2.3. Farisi
Menurut Didin Sirojuddin (2006), Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni Arabes.
2.2.4. Riq’ah
    Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari.
Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.
2.2.5.Ijazah (Raihani)
Menurut Didin Sirojuddin (2006), Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih
sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).
2.2.6. Diwani
Menurut Didin Sirojuddin (2006), Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16.
Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu neninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.
2.2.7. Diwani Jali
Menurut Didin Sirojuddin (2006), Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk.
    Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.
2.2.8. Kufi
Menurut Didin Sirojuddin (2006), Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M.

     Khat Arab dinamakan Jazm karena khat kufi pada awalnya bernama Jazm, sebelum kota Kufah didirikan. Dinamakan Jazm karena dia „juzima‟ atau terpotong dan dilahirkan dari fan Musnad Humeiri. Khat ini juga disebut sebagai khat Muzawwa (kubisme) merupakan tulisan Arab yang asal. Khat ini pernah masyhur di Hirah, Raha dan Nashibain sebelum berdirinya kota Kufah. Tulisan ini yang juga dipanggil khat Hieri (dari perkataan Hirah) diakui sebagai tulisan yang pernah memainkan peranan penting dalam menyalin masalah-masalah keagamaan.
Khat kufi mempunyai ciri istimewa dan berbeda dengan khat-khat lain. Khat kufi mudah dikenal, sifatnya yang bersudut-sudut atau bersegi, mempunyai ukuran yang seimbang dan spesifik khat ini nampak lebih kokoh dan ringkas. Sapuan garis vertikalnya pendek manakala sapuan garis horizontal memanjang dalam ukuran yang sama lebar. Maka ini akan menyebabkan tulisan khat kufi kelihatan berbentuk segiempat panjang. Hal yang penting dalam menulis khat ini ialah menekankan bahwa khat kufi dari jenis tulisan yang bersiku-siku.
Kemashyuran khat kufi: Pada pertengahan abad kedelapanlah khat kufi mencapai tahap kesempurnaannya. Selama tiga ratus tahun lamanya khat kufi diiktiraf sebagai “raja tulisan” dan merupakan satu-satunya tulisan yang digunakan untuk menyalin Al-Quran. Umumnya, mushaf-mushaf Al-Quran terdahulu ditulis dengan khat kufi yang menggunakan format (ukuran) empat persegi panjang. Pada abad kesepuluh gaya tulisan kursif mulai menjadi terkenal. Khat kufi juga tidak ketinggalan dan mulai menekankan bentuk gaya kursif dan geometri yang di kenal sebagai “Kufi Timur”. Didapati bahwa sapuan vertikal gaya ini adalah lebih lembut berbanding gaya khat kufi sebelum ini yang agak kasar. Tulisan

     Gaya ini lebih banyak digunakan dalam penulisan buku daripada digunakan dalam hiasan bangunan. Khat kufi amat masyhur dan terus diutamakan untuk penulisan Al-Quran hingga diganti dengan gaya naskhi Atabag di zaman Atabag (545H) di Mosul dan Utara Syam.
Penggunaan khat kufi walaupun telah diketahui bahwa khat kufi digunakan untuk tugas-tugas menyalin Al-Quran tetapi fungsinya tidak terbatas pada tugas tersebut saja. Khat kufi turut digunakan sebagai lambang-lambang dalam transkrip Arab atau sebagai tulisan hiasan.
     Pada abad kelapan khat kufi di gunakan secara meluas dan dicetak pada mata uang logam dan dan tulisan pada hari-hari kebesaran. Malahan khat kufilah yang digunakan untuk cetakan mata uang dirham pada zaman al khulafa‟ al rashidin (r.a), pemerintahan bani Umaiyyah, Abbasiyah dan ketika kekuasaan Islam di Andalusia (Spanyol). Di Afrika Utara mata uang yang di buat pada akhir abad pertama dan permulaan abad kedua hijrah dicetak dalam gaya khat kufi dalam tiga bahasa.
Pada sekitar abad ke-13 dan abad ke-14 khat kufi mulai digunakan sebagai hiasan pada bangunan. Gaya khat Kufi merupakan satu-satunya gaya yang di guna untuk menghiasi segenap ruang bangunan yang merupakan satu keistimewaan yang di miliki oleh seniman Islam.

    Di Morocco khat Kufi banyak di gunakan untuk menulis teksteks
sejarah di sekitar Bandar Attarin Medersa pada kayu, hiasan pada
pintu Challah of Rabat turut menggunakan gaya tulisan khat kufi. Di
Alhambra motto Nasrid yaitu „La ghaliba illallah‟ hanya ditulis dengan
gaya khat kufi saja. Tulisan khat kufi digunakan untuk menulis
basmalah di „gate of Udaya‟ di Rabat, mihrab di masjid agung di
Cordova, pada Nilometre* (Miqyas) di pulau roda di Mesir pada abad
ke-9.
Seniman-seniman muslim di Mesir dan Syria di bawah khalifah
Fathimiyah (909-1171) menggunakan khat kufi secara meluas dalam
bidang hiasan pada logam, kaca dan tekstil.


Khat kufi hias mencapai puncak kegemilangannya pada pada
abad kesebelas di bawah sultan-sultan Seljuk, yang berkuasa sejak
berakhirnya zaman dinasti Abbasiyah. Malahan pada zaman kerajaan
Abbasiyah sendiri khat kufi digunakan sebagai hiasan pada pelbagai
bangunan masjid, gedung pemerintahan, kubah atau menara azan
dan ditulis dalam bentuk ukiran timbul.
Gaya khat kufi memiliki beberapa variasi bentuk:
a. Kufi awal
Kufi ini digunakan pada salinan awal Al-Qur‟an, garis horizontal
tulisan kufi ini sering diperpanjang unutk menghasilkan tulisan pendek,
gemuk dan kompak. khat kufi awal mempunyai huruf yang bersegi-
segi dan mempunyai sapuan lembut ke atas dan ke bawah. Sapuan vertikalnya mempunyai ujung yang dilebarkan dan berakhir dengan lekuk yang serong.
b. Kufi Timur atau Bengkok
Kufi ini merupakan pengembangan dari kufi awal, dimana garis vertikal diperpanjang dalam gaya baru yang dikembangkan oleh penduduk Persia. Bentuk ini lazim dikenal sebagai “kufi Timur”, karena contoh-contohnya sangat umum dalam salinan Al-Qur‟an yang dibuat di Timur. Juga disebut “kufi bengkok”, karena condong kesebelah kiri coretan vertical pendeknya.Hiasan huruf-hurufnya sering ditempatkan di bawah baris tulisan. Keseluruhannya, tulisan ini jauh lebih halus ketimbang bentuk kufi lain di masa itu.
c. Kufi Bunga.


     Selain variasi gaya tulisan kufi yang diperpanjang secara vertikal dan horizontal, ahli-ahli muslim mengembangkan varian baru bentuk yang pada dasarnya bundar. Tiap ragam tulisan kufi yang paling terkenal merupakan hasil dari perpanjangan huruf-hurufnya sendiri menjadi berbagai motif non kaligrafis. Salah satu diantara gaya-gaya ini, dimana vertikal tulisan diperpanjang menjadi bentuk daun dan bunga, hingga dikenal dengan nama “kufi bunga”.
d. Kufi Berjalin
Kufi ini sama halnya dengan kufi bunga dimana garis vertical diperpanjang menjadi jalinan yang saling terhubung dengan huruf lainnya, sehingga menghasilkan suatu jalinan yang dekoratif., unik dan sangat menarik. Gaya ini banyak dipakai untuk dekorasi hiasan dinding rumah dan masjid.
e. Kufi Kotak
    Gaya ini merupakan gaya kufi yang lebih menyederhanakan bentuk kufi itu sendiri menjadi berbentuk kotak-kotak geometris, sangat kaku. Tetapi dengan jalinan satu huruf dengan huruf yang lain sehingga menjadi suatu harmoni yang baik dan enak dilihat.
    Bentukdan karakter masing-masing huruf lebih cenderung menampakkan sebuah ornamen (hiasan), atau timbulnya sifat keterkaitan antara huruf satu dengan yang lain, yang membentu hiasan.

Kufi awal
Kufi timur/bengkok
Kufi bunga
Kufi berjalin
Kufi kotak

Cara penulisan dan penggunan khat ini tetap dikembalikan pada asal-muasal tiap-tiap huruf, seperti dibawah ini:
1.alif, 2.Ba’, 3.Ha’, 4.kho', 5.dal, 6. Ro’, 7.sin, 8.shod, 9. Tho’, 10. ‘ain, 11. Fa’, 12.fa’, 13.wa’, 14.wa’, 15.kaf, 16.kaf, 17.kaf, 18-23.Ya’, 24.kha’, 25-26.sin, 27.shod, 28.tho, 29.Ha’, 30.wa’, 31.Lam alif, 32.Ya, 33.Ya’, 34.Lam alif.

2.3. Tinjauan tentang Tipografi
   Tipografi dalam bahasa Inggris Typography (berasal dari kata bahasa Greek typos = bentuk dan graphein = menulis) adalah teknik dan seni
   mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, jarak aksara, dan pengaturan teks dalam bentuk yang mudah dibaca dan menarik dipandang (www.tipsdesain.com).
Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak. Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.
Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk publikasi, karena harus diketahui berapa ukuran tulisan yang akan digunakan, efek dan bentuk yang akan ditampilkan sehingga muatan emosi dan sifat dari pesan yang muncul sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin disampaikan kepada publik.
2.3.1. Prinsip Tipografi
Ada empat prinsip yang penting dalam tipografi;
a. Legibility.
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah, atau kejelasan relevansi dengan kecepatan/waktu dalam mengenali atau membaca bentuk/ susunan huruf pada setiap media (Danton Sihombing, 2001: 58). Kualitas pada huruf membuat huruf tersebut dapat dibaca Hal ini bisa ditentukan oleh:
- Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
- Penggunaan warna.
- Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
17
b. Readibility.Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca (www.wikipedia.com). Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf lain sehingga terbaca, yang dipengaruhi oleh:
- Jenis huruf
- Ukuran huruf, x-height, lebar garis (stroke)
- Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
- Kontras warna terhadap latar belakang
c. Visibility
Kemampuan suatu huruf, kata, kalimat dalam suatu karya komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak tertentu.
d. Clarity
Kemampuan huruf-huruf dalam karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
2.3.2. Fungsi Tipografi
Menurut Rama Kertamukti, huruf terdiri dari bagian-bagian yang secara ilmiah memiliki nama. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi spesifik dalam ilmu tipografi. Oleh karena itu, para ahli mengelompokkan jenis-jenis desain huruf sesuai ciri masing-masing bagian tersebut.
Ada beberapa fungsi tipografi: Huruf sebagai figur informatif :
- Segi Ketampakkan (Legibility)
- Keterbacaan (readibility), dan
- Aspek-aspek ergonomic lainnya Huruf sebagai figur identitas :
Huruf merupakan elemen simbolisasi yang banyak digunakan dalam kegiatan desain grafis, karena dianggap sebagai medium yang paling efektif dalam menyampaikan informasi dan identitas dari sesuatu “entitas”. Huruf sebagai simbol.
Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai simbol (pemberi Tanda) adalah memiliki bentuk khas, sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai perbedaan dengan yang lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati dirinya. Huruf sebagai gambar (Image).
Huruf ini cenderung mengesankan gambar, tanpa menghilangkan makna bahwa yang ditunjukkannya adalah sesungguhnya huruf yang bermakna.
Berdasarkan fungsinya huruf dibagi menjadi dua jenis:
1. Display type : untuk judul (Headline), supaya menarik perhatian ukuran 14 pt ke atas
2. Body Type : untuk teks (text), badan teks (body text/copy) ukuran 8 hingga 12 pt.
2.4. Tinjauan Tentang Huruf
     Huruf dalam bahasa inggris font (asal kata dari fount, dari typefoundry) adalah serangkaian glyphs yang mempresentasikan karakter-karakter dari serangkaian karakter tertentu didalam typeface tertentu.
Huruf adalah bentuk visual yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal. Huruf adalah salah satu elemen terpenting dalam desain grafis karena huruf merupakan sebuah bentuk yang universal untuk mengantarkan bentuk visual menjadi sebuah bentuk bahasa.
     Huruf lebih dari sekadar lambang bunyi. Huruf menyampaikan makna ganda. Selain dibaca, huruf juga dilihat. Orang menggali makna dari apa yang ia baca dan juga dari apa yang ia lihat pada rupa huruf.
Huruf itu selalu dibaca ganda, disadari atau tidak oleh pembacanya. Sementara huruf berfungsi mengantar makna melalui kata/kalimat, ia sekaligus mengantar makna melalui bentuk visualnya. Kata yang sama bila ditampilkan dengan visual yang berbeda akan melahirkan nuansa makna yang berbeda pula. Huruf tidak netral, setiap huruf punya karakter yang diekspresikan melalui rupa huruf. Makna kata/kalimat dibalut tampilan huruf memberi pengaruh psikologis pada pembaca.
Hadirnya beragam jenis personal komputer dan perangkat lunak yang semakin canggih, serta ditambah dengan meningkatnya apresiasi dari para perancang grafis dan masyarakat umum, merupakan penyebab terjadinya lonjakan kebutuhan terhadap huruf digital.
     Sejak akhir tahun delapan-puluhan, para perancang huruf (type designers) di berbagai negara seperti di Amerika, Jerman, Rusia, Swiss, dan Jepang, telah menggunakan teknologi komputer sebagai perangkat kerja utama mereka. Kontribusi perancangan huruf digital bukan hanya berasal dari perorangan saja, karena saat ini banyak sekali ditemukan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis perancangan serta produksi huruf digital (Type Foundry) seperti Emigre. Font Bureau, T-26 dan Agfa yang beroperasi di Amerika, serta Linotype-Hell AG, di Jerman.
2.5. Modullar Type
Suatu teknik dalam merancang suatu huruf baru dengan menggunakan modul dari suatu bentuk tertentu sebagai bahan untuk menyusun, merakit, menciptakan huruf baru, tanpa merubah keaslian bentuk yang sudah ada.
Pemilihan modul itu diambil dari kekhasan, keunikan dari struktur bentuk yang dijadikan sebagai modul untuk merancang suatu huruf baru. Hal ini bertujuan untuk menjaga karakteristik dari suatu bentuk yang dijadikan modul agar tercipta suatu huruf baru dengan karakteristik khas dari bentuk yang dijadikan sebagai modul tersebut. Beberapa contoh dari modullar type sebagai berikut:

     Proses pembuatan huruf dengan menggunakan teknik modullar type memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya:
Kelebihan
Kelemahan
- Ciri khas bentuk aslinya terjaga
- Huruf lebih dekoratif
- Proses pengerjaan lebih cepat
- Kualitas bentuk huruf lebih original
- Banyak menemukan alternatif bentuk huruf
- Penggunaan huruf untuk headline dan sub-headline.
- Menggunakan modul bentuk apa adanya
- Bentuk modul terbatas
- Kebutuhan stroke tidak terpenuhi
- Merubah susunan bentuk huruf yang baku
- Tingkat readibility lemah
- Penggunaan huruf tidak cocok untuk body teks.
Sedangkan pembuatan huruf menggunakan teknik stroke memilki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
Kelebihan
Kelemahan
- Bentuk huruf baku tetap terjaga
- Mengedepankan tingkat readability dan legibility
- Semua kebutuhan stroke terpenuhi
- Penyusunan bentuk huruf lebih mudah
- Penggunaan huruf ditentukan tergantung tingkat readability hurufnya.
- Terjadi penurunan kualitas keaslian bentuk
- Adanya distorsi originalitas bentuk asli, karena lebih mengedepankan kebutuhan akan stroke
- Proses pengerjaan lebih lama
- Alternatif bentuk huruf sedikit
- Jenis huruf ditentukan kualitas bentuk huruf.

2.6. Klasifikasi Huruf
     Berdasarkan bentuknya, para pakar tipografi umumnya membagi jenis huruf ke dalam empat kelompok besar: serif, sans serif, script dan dekoratif.
2.6.1. Serif
Serif, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang atau tangkai. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Menurut sejarah, asal-usul bentuk huruf ini adalah mengikuti bentuk pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno.
Kegunaan tangkai serif pada ukuran teks kecil, seperti seukuran tulisan teks di surat kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar tulisan mudah dibaca, tangkai font serif membantu membentuk garis tak tampak yang memandu kita mengikuti sebuah baris teks. Karena itulah banyak buku-buku di-layout dengan serif.
2.6.2. Sans Serif
Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
Pada kondisi-kondisi berikut ini: huruf amat kecil (seperti tulisan bahan-bahan di label makanan) huruf amat besar (seperti di plang-plang merek) yang harus dilihat dari jauh Times New Roman,Bodoni MT ,Georgia,di layar monitor
Huruf sans serif kadang lebih mudah dibaca, karena justru kaki-kaki font serif memperumit bentuk huruf sehingga sedikit lebih lama dibaca. Jika huruf kecil sekali atau pada resolusi rendah seperti di layar monitor, kaki serif bisa tampak bertindihan dan menghalangi pandangan.
2.6.3. Script
    Huruf sambung atau script bisa juga Anda sebut “huruf tulis tangan” (handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang. Atau bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu hadir di kartu-kartu undangan karena dipandang indah dan anggun. Ada berbagai macam huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga modern, dari yang agak lurus hingga miring dan amat “melingkar-lingkar”. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
2.6.4. Miscellaneous/Decorative
    Huruf dekoratif merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Umumnya jenis-jenis huruf skrip dan dekoratif digunakan untuk hiasan atau dekorasi, bukan untuk teks maupun headline teks. Karena derajat kompleksitasnya lebih tinggi, maka tidak cocok untuk teks karena akan menyulitkan pembacaan.
French Script MT ,Brush Script,Edward Script, ITC,Arial, Century, Gothic, Comic Sans MS.

2.7. Anatomi Huruf
     Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf.
    Berikut adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).
1. Capline : garis maya lurus bagian teratas huruf besar
2. Meanline : garis lurus bagian teratas huruf kecil
3. Baseline : garis maya lurus bagian terbawah huruf
4. Descender : bagian huruf kecil yang berada di bawah baseline
5. Ascender : bagian huruf kecil yang berada diantara meanling dan
capline
6. X-Height : jarak baseline ke meanline
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang
mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4
kelompok besar, yaitu:
- Kelompok garis tegak-datar; EFHIL
- Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW
- Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU
- Kelompok garis lengkung; COQS)
Sumber: Tipografi dalam Desain grafis
     Apabila ditinjau dari sudut negatif, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
- Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU
- Ruang negatif bersudut persegi-empat, EFHILT
- Ruang negatif bersudut persegi-tiga, AKMNVWXYZ
Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.
Perbandingan huruf besar:
Sistem Pengukuran Huruf Dalam Tipografi:
Meliputi;
1. Tinggi huruf
2. Panjang baris huruf
3. Jarak antar huruf (kerning)
4. Jarak antar baris (leading)
Unit ukur tipografi;
1. Point : tinggi huruf
2. Pica : panjang huruf
3. Unit : jarak antar huruf
1 pica : 12 pt
1 inch : 8 pica (1 inch = 2,359 cm)
1 inch : 72 pt
Jarak antar huruf (kerning)
Tidak boleh terlalu dekat/terlalu jauh
Jarak antar baris (leading)
Tidak boleh terlalu dekat karena mengakibatkan baris yang sama terbaca 2 kali, tidak boleh terlalu jauh karena mengakibatkan pembaca kehilangan starting point.
Sekian Tentang Penjelasan Kaligrafi dan Tipografi Semoga Bermanfaat Bagi Kita Semua Amiiiin,,,
Wassalam Penulis,,,,,,,,,,,,,,,

Kalo Pusing nanya aja :)

Jam berapa ya..????